Jumat, 03 April 2009

KESEHATAN




HAL-HAL YANG HARUS DI WASPADAI

DI LINGKUNGAN SEKITAR

  1. BEKAS BOTOL AQUA

Mungkin sebagian dari Kita mempunyai kebiasaan memakai Dan memakai ulang Botol plastik (Aqua, VIT, etc) Dan menaruhnya di Mobil atau di kantor.
Kebiasaan ini tidak baik, karena bahan plastic botol (disebut juga sebagai Polyethylene terephthalate or PET) yang dipakai di botol2 ini mengandung Zat2 karsinogen (atau DEHA). Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, Jika anda ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu, Dan harus ditaruh ditempat yang jauh dari matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak Dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang Kita minum. Lebih baik membeli botol air yang memang untuk dipakai ber-ulang2, jangan memakai botol Plastik.

  1. PENGGEMAR SATE

Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang Dapat menyebabkan kanker. Untuk itu Kita punya obatnya yaitu timun yang Disarankan untuk dimakan setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.

  1. UDANG DAN VITAMIN C

Jangan makan udang setelah Anda makan Vitamin C. Karena ini akan menyebabkan Keracunan dari racun Arsenik (As) yang merupakan proses reaksi dari Udang Dan Vitamin C di dalam tubuh Dan berakibat keracunan yang fatal dalam Hitungan jam.

  1. MI INSTAN

Untuk para penggemar MI instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3 (tiga) Hari setelah Anda mengkonsumsi MI instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi, dari informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi MI instan. Itu sebabnya mengapa MI instan tidak lengket satu Sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi mie instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir tidak punya waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi mie instan setiap Hari. Akhirnya Dia menderita kanker. Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena Adanya lilin dalam MI instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa Tubuh Kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) Hari untuk membersihkan lilin Tersebut.

  1. BAHAYA DIBALIK KEMASAN MAKANAN

Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-Hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan Dan cenderung dianggap sebagai “pelindung” makanan. Sebetulnya tidak Tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan.Sebaiknya mulai sekarang Anda cermat memilik kemasan makanan. Kemasan pada makanan mempunyai fungsi Kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi, Dan informasi. Ada Begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan, aitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan.Tetapi tidak semua Bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya. Inilah ranking teratas bahan Kemasan makanan yang perlu Anda waspadai.

1. Kertas.

Beberapa kertas kemasan Dan non-kemasan (kertas Koran Dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) Melebihi Batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui Saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah Dan Kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal, hati, otak, Saraf Dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan) . Keracunan yang terjadipun bisa bersifat kronis Dan akut. Untuk terhindar dari makanan Yang terkontaminasi logam berat timbal, memang susah-susah gampang. Banyak Makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng Dan Tempe goreng yang Dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari is penjual, Padahal bahan yang panas Dan berlemak mempermudah berpindahnya timbale keMakanan tsb. Sebagai usaha pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut di Atas piring.

2. Styrofoam

Bahan pengemas Styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan Yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini membuktikan Bahwa Styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer Styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran Dan Tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut Juga mampu mempertahankan panas Dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, Mempertahankan kesegaran Dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih Aman, serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang Mengungkapkan bahwa residu Styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu Itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang Terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi Dan reproduksi Manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.

Rabu, 01 April 2009

Bimbingan dan Konseling


LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. Landasan Bimbingan dan Konseling

Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum.

Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi. Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan bimbingan dan konseling tersebut:

  1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-modern. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :

a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.

b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.

c. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.

d. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.

e. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam.

f. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.

g. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.

h. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu.

i. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.

Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.

  1. Landasan Psikologis

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang:

a. Motif dan Motivasi

Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya. Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan dan digerakkan,– baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik)–, menjadi bentuk perilaku instrumental atau aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.

b. Pembawaan dan Lingkungan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada. Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda. Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot). Demikian pula dengan lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.

c. Perkembangan Individu

Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya:

    • Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam perkembangan individu
    • Teori dari Freud tentang dorongan seksual
    • Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial
    • Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif
    • teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral
    • teori dari Zunker tentang perkembangan karier
    • Teori dari Buhler tentang perkembangan social
    • Teori dari Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan masa dewasa.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus memahami berbagai aspek perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah perkembangan individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan lingkungan.

d. Belajar

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.

Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya:

    • Teori Belajar Behaviorisme
    • Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasi
    • Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar alternatif konstruktivisme.

e. Kepribadian

Hingga saat ini para ahli tampaknya masih belum menemukan rumusan tentang kepribadian secara bulat dan komprehensif. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider dalam Syamsu Yusuf (2003) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : Teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, Teori Analitik dari Carl Gustav Jung, Teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, Teori Medan dari Kurt Lewin, Teori Psikologi Individual dari Allport, Teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, Teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup:

    • Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
    • Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
    • Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
    • Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa.
    • Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
    • Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling dan dalam upaya memahami dan mengembangkan perilaku individu yang dilayani (klien) maka konselor harus dapat memahami dan mengembangkan setiap motif dan motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu yang dilayaninya (klien). Selain itu, seorang konselor juga harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek potensi bawaan dan menjadikannya sebagai modal untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagian hidup kliennya. Begitu pula, konselor sedapat mungkin mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan segenap potensi bawaan kliennya. Terkait dengan upaya pengembangan belajar klien, konselor dituntut untuk memahami tentang aspek-aspek dalam belajar serta berbagai teori belajar yang mendasarinya. Berkenaan dengan upaya pengembangan kepribadian klien, konselor kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan keunikan kepribadian kliennya. Oleh karena itu, agar konselor benar-benar dapat menguasai landasan psikologis, setidaknya terdapat empat bidang psikologi yang harus dikuasai dengan baik, yaitu bidang psikologi umum, psikologi perkembangan, psikologi belajar atau psikologi pendidikan dan psikologi kepribadian.

  1. Landasan Sosial-Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu:

a. perbedaan bahasa

b. komunikasi non-verbal

c. stereotype

d. kecenderungan menilai

e. ecemasan.

Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap orang lain disamping dapat menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi sosial antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.

Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.

  1. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

Sejak awal dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”. Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.

Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno, 2003) bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian.

Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, Prayitno (2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling dengan menambahkan landasan paedagogis, landasan religius dan landasan yuridis-formal.

  1. Landasan Paedagogis

Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu:

a. pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan

b. pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling

c. pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

  1. Landasan Religius

Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:

a. manusia sebagai makhluk Tuhan

b. sikap yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama

c. upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dengan dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah.

Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang berlandaskan spiritual atau religi.

  1. Landasan Yuridis-Formal

Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia.

  1. Urgensi Bimbingan Dan Konseling

1. Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar

Pada Sekolah dasar benar-benar terdapat sifat formal pendidikan yang berbeda dengan taman kanak-kanak dan pendidikan lingkungan keluarga. Dalam sekolah dasar mulai terdapat pembagian jelas catur -wulan, kenaikan kelas, dan evaluasi lainnya. Tujuan sekolah dasar sudah terumuskan dengan jelas sebagaimana terlihat dalam tujuan institusionalnya.

Suasana belajar merupakan ciri yang amat membedakannya dengan taman kanak-kanak yang lebih pada bermain dibanding kegiatan intelektualnya. Dalam kelas, anak Sekolah Dasar dituntut prestasinya menguasai kurikulum sekolah untuk mencapai angka nilai baik yang menunjang untuk naik kelas. Ringkasnya ada kegiatan mempelajari ilmu dari kurikulum, ada ujian penguasaan, pencapaian prestasi dan promosi atau non promosi.

Pada lain pihak, anak sekolah dasar umumnya berada dalam rentang usia 6 samapai 12 atau 13 tahun dengan sifat-sifat umum dan variasi keunikannya. Disamping kesamaan umum dalam sifat-sifat usia ini, terdapat perbedaan yang menonjol dalam tempo dan irama perkembangan masingmasing anak. Terdapat perbedaan kecepatan antara anak-anak pria dibandingkan dengan anak-anak wanita. Demikian pula, dilihat dari segi pengalaman pendidikan, terdapat dua kelompok anak: anak-anak yang pernah melalui taman kanak-kanak dan anak yang langsung memasuki sekolah dasar.

Dalam melaksanakan bimbingan sekolah dasar dip ertimbangkan segisegi tuntutan eksternal dari lembaga dan segi keadaan anak dalam usia ini, sehingga bimbingan sekolah dasar berperan dalam menunjang pencapaian tuntutan-tuntutan kelembagaan tadi.

2. Pandangan Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar

Mengenai bimbingan di Sekolah Dasar terdapat 3 pandangan dasar, yaitu:

    1. Bimbingan terbatas pada pengajaran yang baik (Instructional guidance)
    2. Bimbingan hanya diberikan kepada siswa yang menunjukkan gejalagejala penyimpangan dari laju perkembangan yang normal
    3. Pelayanan bimbingan tersedia untuk semua murid, supaya proses perkembangan berjalan lebih lancar.

3. Syarat-syarat Pokok Bimbingan Sekolah Dasar

Usaha-usaha bimbingan sekolah dasar khususnya lebih efektif, menurut A.J. Jones, karena:

    1. Pada anak-anak usia ini fleksibel dan masalah-masalah yang mereka hadapi belum sempat berurat-berakar atau tertanam dalam
    2. Para orang tua umumnya bekerjasama lebih aktif dengan sekolah
    3. Panjang waktu yang tersedia untuk lebih mensukseskan perkembangan murid, khususnya murid lebih leluasa dibantu memahami dirinya sendiri dan untuk memperoleh pendekatan-pedekatan yang tepat-guna kearah pemecahan masalah- masalahnya.

Disamping faktor penunjang ini, demi lebih lancarnya bimbingan sekolah dasar; diperlukan persyaratan pokok yang sekurang-kurangnya adalah:

a. Adanya kesediaan guru kelas untuk berperan ganda sebagai pengajar dan pembimbing.

b. Adanya kegiatan kontinyu guru kelas dalam pengumpulan data murid, hal yang dapat lebih menunjangnya memperdalam pemahaman menge nai individu masing- masing muridnya.

c. Adanya kesediaan dan kreativitas guru kelas dalam menyajikan lingkungan yang kaya bagi usaha-usaha belajar dan berpengalaman murid- murid. Adanya kesediaan guru kelas mencurahkan perhatian terhadap muridmurid tertentu secara individual disamping perhatian terhadap kelompok murid.

d. Adanya keseimbangan sikap guru diantara kutub obyektif yaitu usaha pengembangan intelektual anak menurut tuntutan kurikulum, penanaman tanggung jawab dan disiplin, dengan kutub subyektif yaitu perhatian terhadap anak sebagai individu dengan kelengkapan psikologisnya-perasaan, sikap, minat, kecenderungan, perhatian, dan sebagainya. Adanya pengaturan jarak psikoligis antara guru kelas dengan siswa, tidak terlalu jauh atau renggang dan tidak terlalu dekat atau akrab

e. Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah (home visit) dalam rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru dengan orang tua murid bagi kepentingan bimbingan.

f. Adanya fleksibilitas guru kelas dalam pergaulan sekitar, terutama yang erat kaitannya dengan pengenalan kondisi jabatan pekerjaan anak. Jadi, dapat disarikan bahwa bimbingan pada sekolah dasar pada hakekatnya adalah proses membantu perkembangan intelektual anak sehingga ia dapat mencapai kemajuan belajar optimal, khususnya dalam kelas, dan mengadakanpenyesuaian-penyesuaian maksimal dalam kehidupan sekolah sebagai dasar untuk kelanjutan studi ataupun terjun dalam kehidupan masyarakat.

4. Efektifitas Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar

Program bimbngan yang baik ialah suatu bentuk program bimbingan apabila dilaksanakan di sekolah memiliki efisiensi dan efektifitas yang optimal. Sehubungan dengan ini, Frank W.Miller dalam bukunya: ”Guindance ; Prinsiples and Service”,(1961), mengemukakan sebagai berikut:

    1. Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara berangsurangsur atau tahap demi tahap dengan melibatkan semua staf sekolah dalam perencanaannya.
    2. Program bimbingan itu harus memiliki tujuan yang ideal dan realistis dalam perencanaannya
    3. Program bimbingan itu hendaknya mencerminkan komunikasi yang kontinyu antara semua staf sekolah yang bersangkutan
    4. Program bimbingan itu hendaknya menyediakan atau memiliki fasilitas yang diperlukan
    5. Program bibingan hendaknya disusun sesuai dengan program pendidikan dan pengajaran di seklah yang bersangkutan
    6. Program bimbingan hendaknya memberikan pelayanan kepada semua peserta didik
    7. Program bimbingan hendaknya menunjukkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat
    8. Program bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri
    9. Program bimbingan hendaknya menjamin keseimbangan pelayanan bimbingan dalam hal:

1. Pelayanan kelompok dan individual

2. Pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas bimbingan

3. Studi individual dan konseling individual

4. Penggunaan alat pengukur atau teknik alat pengumpul data yangobyektif dan subyektif

5. Pemberian jenis-jenis bimbingan

6. Pemberian konseling secara umum dan konseling khusus

7. Pemberian bimbingan tentang berbagai program sekolah

8. Penggunaan sumber-sumber didalam sekolah dan diluar sekolahbersangkutan

9. Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat

10. Kesempatan untuk berfikir, merasakan dan berbuat68

Ada 6 aspek yang berkaitan dengan program bimbingan di Sekolah Dasar, yakni:

    1. Tujuan Institusional, sebagaimana tertera dalam sumber resmi pembukuan kurikulum SD tahun 1975, sebagai berikut: “Tujuan umum pendidikan SD adalah agar lulusan memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik. Menikmati kesehatan jasmani dan Rohani, memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja dimasyarakat, serta mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup".
    2. Kebutuhan anak-anak sekolah yang terutama berkisar pada kebutuhan mendapat kasih sayang, perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya serta pengakuan dari teman-teman.
    3. Pola dasar bimbingan yang dipegang ialah pola generalis. Ini berarti, bahwa semua tenaga kependidikan yang lazim terdapat dijenjang pendidikan dasar dilibatkan, walaupun mungkin tersedia satu atau dua tenaga profesional dibidang bimbingan.
    4. Kompsonen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data meliputi beberapa hal pokok, seperti kemampuan belajar siswa dan latar belakang keluarga. Kemudian informasi dan konsultasi untuk pemberian informasi meliputi perkenalan dengan pemberian sejumlah bidang pekerjaan yang relevan untuk siswa-siswi. Pengetahuan tentang cara bergaul yang baik dan beberapa patokan dasar untuk menjaga kesehatan mental. Sedang untuk masalah konsultasi diberikan oleh guru kelas kepada orang tua siswa dan oleh tenaga profesional kepada guru yang membutuhkan. Sedang untuk masalah konseling dipegang oleh seorang ahli bimbingan profesional.
    5. Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok, sifat bimbingan yang mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif. Sehingga siswa dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar. Ragam bimbingan yang mendapat urutan pertama ialah ragam pribadisosial, yang kedua adalah ragam akademik dan ragam jabatan adalah ragam yang ketiga.
    6. Tenaga yang memegang peranan kunci ialah guru kelas, yang mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi dan pengajaran. Koordinasi kegiatan-kegiatan bimbingan dapat dipegang oleh kepal sekolah. Namun, lebih baik kalau dapat diangkat seorang tenaga bimbingan profesional yang bertugas sebagai koordinator. Koordinator ini adalah seorang tenaga generalis, dalam arti member iakn layanan bimbingan, baik yang dilakukan sendiri maupun yang direncanakan untuk diselenggarakan oleh guru kelas.

puisi

Syair Ank Kost

“TENTANG AKU DAN KAMU”

Langkahku terhenti saat hati mulai mencair karena rindu…
Tataplah mentari, karena hari ini semuanya harus kita akhiri
Genggamlah jariku, karena mungkin kita tak mungkin kembali ke masa-masa ini…
Peluk tubuhku ini, karena sungguh… aku ingin..

Pertama ku sentuh warnamu, saat hati ini gersang, penuh dengan debu….
Sperti Oase yg bangkitkan hasrat untuk berbagi angan.. kamu hadir bawakan aku Cinta..
Kamu buat aku tertunduk, merenung, dan menatap jauh ke dalam mata indahmu
Sungguh.., aku telah tenggelam dan hanyut dalam lautan cinta terlarang ini..

Saat kututup mataku, terbersit keinginan untuk bawa kamu jauh kedalam kehidupanku
Saat kuyakinkan hati ini bahwa kamu mampu bertahan dengan semua keadaanku saat ini
Selalu ada sesuatu yang memaksa aku berfikir kembali untuk melangkah lebih jauh
Sampai di Titik ini, aku harus menjawab… mengapa hatiku sering bimbang

Jujur…. dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam.. aku katakan…
Aku sayang kamu…… Aku cinta Kamu… Aku akan selalu rindu padamu…..
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada padamu
Hingga buatlah kamu benci padaku karena perasaanku ini…

12 Des 08, kita putuskan untuk arungi lautan yg penuh gelombang ini bersama-sama
Berbekal hati yg terluka, coba abaikan sakitnya, penuh harap, gantungkan angan diangkasa…
Walau hampir basah pipi ini dengan air mata tak percaya…
Getir…. Saat kau ucapkan setiap kata yang terbungkus cerita tentang kamu dengan dia…

Tapi sudahlah, aku bisa terima semua itu… dan berharap, tak ada lagi cerita yg keluar dari bibirmu tentang masa lalumu itu, karena aku masih ingat jelas rasa sakitnya…

Sejak saat itu, hariku tak lagi membosankan…
Sejak saat itu, ada wajah dan warnamu dalam setiap ruang di hati dan fikiranku
Ada senyummu, pandanganmu dan suaramu di sela-sela aku menghela nafas…
Sungguh, kamu begitu memberi arti di dalam kisah hidupku

Sampai kusadari, aku bukanlah orang yang kau cari…
Aku bukanlah pangeran dalam mimpimu…
Aku bukanlah pembawa bahagian di masadepanmu,
Aku hanya seorang pemimpi, yg dapat halangi kamu untuk temukan belahan hatimu yang lain..

Aku tak bisa menjadi tanpa batas dimatamu…
Akupun Kadang tak bisa selalu ada disisimu saat kamu butuh aku..
Aku tak bisa janjikan waktu-waktu indah untuk kamu,
Aku sadar benar, semua ini menyiksamu… aku dan kenangan-kenangan kita

Bila kita tak mungkin lagi bersatu,…
Sungguh….
Aku akan tetap berusah selalu ada untuk kamu,
Walau tak mungkin lagi hatimu utuh untukku..

Semoga kamu temukan cinta sejatimu, tanpa batas… hingga dunia tau….
Sesungguhnya ada ruang di dalam mata indahmu..
Ruang yang hanya pantas diisi dengan cinta tulus dengan hati…
Aku Cinta Padamu…

Terima kasih, untuk semua sayang dan cintamu.. yg membuat aku akan sangat kehilanganmu..
Jangan lupakan aku.. sungguh, kisah ini jadi penggalan manis dalam hidupku,
Walau “kita cukup sampai disini….”
Mungkin, Sampai aku kembali lagi…

By: fds

..........................................................................................................................................

SENANDUNG RINDU

kukibaskan hujan malam ini.

kemudian sekelebat sunyi menggangguku.

aku diam.

tak bergerak.

menunggu angin antarkan kau pulang.

sejurus mata memandang sayu.

setengah kantuk kuhitung rindu.

kulihat bintang yang selalu satu.

mana dirimu?

kurebahkan diri pada kursi kayu itu.

yang selalu tersenyum melihat kau datang.

namun kini ia terbujur beku dingin dan kaku.

kembali padaku laksamana,

kita kembalikan derai canda yang tersapu badai.

kita naikan gemuruh cinta yang terhempas buih.

kita pancangkan janji.

kita sudahi penantian ini.

namun hanya denting malam yang menjawab isakku.

dan sepucuk surat,

serta karangan bunga dari pusaramu, laksamanaku.

By: fds

…………………………………………………………………………………………..

KESEDIHAN DALAM RUANG RINDU

Dinginnya malam menemani hatiku
Yang terselimuti kesedihan akan rindu
Jalan khayalpun berjalan dari satu ke yang lain
Tapi tetap satu tak da yang lain “satu nama.”
Walau sudah kucoba

Gelapnya malam menemani hampanya asaku
Ada ?????? Ga, Ada ??????? Ga, dan tak ada satupun yang pasti
Sunyinya malam menemani heningnya kamarku
Air kerinduan pun mengalir seiring fajar datang menghampiri
Haruskah……. perlukah…….. ??????????????
Pejantan pun berkokok dan ku akhiri

episode malam ini seperti malam-malam yang lalu

By: fds

..........................................................................................................................................

SEJAK BERPISAH

Sejak berpisah, rindunya.. kangennya..
Betapa menyedihkan, sulit untuk tegar
Malam ini minum arak bersamamu
Untuk hilangkan gundah

Sejak berpisah, ingin rasanya terus bermimpi
Air mata terus menetes
Angin dan badai putihkan seluruh rambutku
Malam ini minum arak bersamamu
Bertutur tentang ribuan kata

Mengapa pertemuan tak bisa berjalan langgeng?
Mengapa persatuan sulit untuk dipertahankan?
Mengapa perpisahan begitu getir?
Mengapa manusia lebih kurus dari bunga krisan?

Sejak berpisah..
Entah sudah berapa kali tertipu oleh mimpi
Bila bertemu lagi, hanya ingin tanyakan satu hal
Apakah perasaanmu padaku.. masih tetap sama?

Sejak berpisah..
Ingin rasanya bermimpi
Air mata terus menetes
Angin dan badai putihkan rambutku
Apakah cintamu padaku telah berubah?
Apakah telah berubah?

By: fds

KERINDUAN TANPA BATAS

Bandoeng, At Myroom. Waktu tengah malam ,2 Des 2008.
Especially to Gadis berbaju kelam

Kerinduan tanpa batas menghantui hari-hariku menembus
alam dimensi pikiran ku…….
Kerinduan tanpa batas membawaku jatuh ke garis titik nadir
kehidupan ini….

Sepatah kata rindu yang terucap dari suara hati ku terbawa oleh angin malam dalam mimpi indah mu…..

Semakin berulang kali kata rindu terucap dalam benak ku,
semakin aku terbangun memikirkan mu….

Rasa rindu ini berkecamuk dalam sanubari ini membuat raga ini tak berdaya melawan bayang – bayang wajah mu yang selalu mengikuti ku….

Semakin hari rasa kerinduan ini merusak sayap-sayap patahku, Semakin aku terbang jauh ke langit ketujuh lalu jatuh terhempas kehadapanmu…

Sebuah kata rindu yang tidak dapat dilukiskan oleh seribu bait-bait syair seorang pujangga tanpa nama….

sebuah kata rindu yang tidak dapat diukir oleh seribu pahatan seorang seniman tanpa nama……………

biarlah senandung kisah rindu ini menemani khayalan ku…..
saat aku berbicara pada dinding – dinding kamar menyebut nama mu selalu…….

By: fds

…………………………………………………………………………………………..